MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR (IBD)
DISUSUN OLEH :
RAFYANDI
1IA14
54417878
TEKNIK
INFORMATIKA
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2018
Unsur-unsur yang membangun manusia
Sebenarnya ada banyak sekali
unsur-unsur yang membangun manusia, namun dari sekian banyak unsur-unsur itu,
di sederhanakan menjadi 2 klasifikasi. yaitu unsur jasmani dan unsur rohani.
Ada dua pandangan tentang unsur-unsur yang membangun manusia
1.
Manusia itu terdiri atas empat unsur yang saling berkaitan
- Jasad, yaitu badan kasar manusia yang nampak, dapat diliat, dapat difoto, dapat dilihat dan menempati ruang dan waktu.
- Hayat, yaitu mengandung unsur hidup yang ditandai dengan gerak.
- Ruh, yaitu bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran
- Nafas, dalam pengertian diri atau keakuan yaitu kesadaran akan diri sendiri
2.
Manusia Sebagai Satu Kepribadian Mengandung Tiga Unsur :
- Id yang merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak tampak. Id merupakan libido murni atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex.
- Ego merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, berperan menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain. Perkembangan ego terjadi antara usia satu dan udua tahun.
- Superego merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia lima tahun. Dibandingkan dengan id dan ego, superego yang berkembang secara internal dalam diri individu, superego terbentuk dari lingkungan eksternal.
Hakikat Manusia
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia hakikat adalah intisari atau dasar.Selain itu,
hakikat juga memiliki arti sebagai kenyataan yang sebenarnya atau sesungguhnya.
Jadi dapat di katakan bahwa yang dimaksud dengan hakikat manusia adalah dasar
atau kenyataan dari manusia itu sendiri yaitu:
·
Makhluk yang memiliki
tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya.
·
Individu yang memiliki
sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial. Yang mampu mengarahkan
dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu
menentukan nasibnya.
·
Makhluk yang dalam proses
menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama
hidupnya.
·
Individu yang dalam
hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya
sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
·
Suatu keberadaan yang
berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak
terbatas. Makhluk Tuhan yang
berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
Perasaan rohani adalah
perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia misalnya :
1)
Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan.
Seseorang merasa senang atau puas apabila ia dapat mengetahui sesuatu,
sebaliknya tidak senang atau tidak puas apabila ia tidak berhasil mengetahui
sesuatu.
2)
Perasaan estetis,yaitu perasaan yang berkenan dengan keindahan. Seseorang
merasa senang apabila ia melihat atau mendengar sesuatu yang indah, sebaliknya
timbul perasaan kesal apabila tidak indah.
3)
Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan. Seseorang merasa
senang apabila sesuatu itu balk, sebaliknya perasaan benci apabila sesuatu itu
jahat.
4)
Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada
kelebihan dari yang lain. Apabila seseorang memiliki kelebihan pada dirinya, ia
merasa tinggi, angkuh, dan sombong, sebaliknya apabila ada kekurangan pada
dirinya ia merasa rendah did (minder)
5)
Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau
hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain. Apabila orang
berhasil, ia ikut senang, apabila orang gagal, memperoleh musibah, ia ikut
sedih.
6)
Perasaan religius, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan.
Seseorang merasa tentram jiwanya apabila ia tawakal kepada Tuhan, yaitu
mematuhi segala perintah – Nya dan menjauhi larangan – Nya..
Kepribadian bangsa timur
Kepribadian
bangsa timur identik dengan bangsa asia, contohnya negara indonesia.
Kepribadian
bangsa timur itu memiliki ciri-ciri :
-
ramah terhadap sesama
-
saling gotong royong
-
saling tolong- menolong
-
saling menghargai
-
lebih mementingkan kehidupan rohani, mistik
Sedangkan
bangsa barat, individualis(mementingkan diri sendiri),pikiran logis, dan
terbuka
Contoh:
*kepribadian bangsa timur akan dalam hal pakaian akan tertutup dibandingkan
dengan bangsa barat karena memiliki rasa malu yang sangat tinggi. Sedangkan
bangsa barat lebih cenderung terbuka.
*kepribadian
bangsa timur lebih mengajarkan untuk bersopan-santun dan bertata
krama,sedangkan bangsa barat cuek2 saja
Pengertian Kebudayaan,
Kata "kebudayaan berasal dari
(bahasa Sanskerta) yaitu "buddayah" yang merupakan bentuk jamak dari
kata "budhi" yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan
sebagai "hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal". Pengertian
Kebudayaan secara umum adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan, keyakinan,
seni, susila, hukum adat dan setiap kecakapan, dan kebiasaan. Sedangkan menurut definisi Koentjaraningrat
yang mengatakan bahwa pengertian kebudayaan adalah keseluruhan manusia dari
kelakuan dan hasil yang harus didapatkannya dengan belajar dan semua itu
tersusun dalam kehidupan masyarakat. Senada dengan Koentjaraningrat,
didefinisikan oleh Selo Soemardjan dan Soelaeman Soenardi, pada bukunya
Setangkai Bunga Sosiologi (Jakarta :Yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 1964), hal 113, merumuskan kebudayaan sebagai semua
hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan
teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture)
yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan
serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.
Unsur-Unsur Kebudayaan
Koentjaraningrat
(1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai isi
pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut adalah :
1. Bahasa
Bahasa merupakan suatu
pengucapan yang indah dalam elemen kebudayaan dan sekaligus sebagai alat
perantara yang paling utama bagi manusia untuk meneruskan atau mengadaptasikan
kebudayaan.
Bentuk bahasa ada dua, yaitu
bahasa lisan dan bahasa tulisan.
2. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan berkisar
pada pengetahuan tentang kondisi alam sekelilingnya dan sifat-sifat peralatan
yang digunakannya. Sistem pengetahuan meliputi flora dan fauna, ruang
pengetahuan tentang alam sekitar, waktu, ruang dan bilangan, sifat-sifat dan
tingkah laku sesama manusia serta tubuh manusia.
3. Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial
Organisasi sosial merupakan
sekelompok masyarakat yang anggotanya merasa satu dengan sesamanya. Sistem
kemasyarakatan atau organisasi sosial meliputi kekerabatan, asosiasi, sistem
kenegaraan, sistem kesatuan hidup, dan perkumpulan.
4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Yang dimaksud dengan teknologi
adalah jumlah dari semua teknik yang dimiliki oleh para anggota dalam suatu
masyarakat yang meliputi cara bertindak dan berbuat dalam mengelola dan
mengumpulkan bahan-bahan mentah.
Kemudian bahan tersebut
dijadikan sebagai alat kerja, penyimpanan, pakaian, perumahan, alat
transportasi, dan kebutuhan hidup lainnya yang berupa material.
Unsur teknologi yang sangat
menonjol adalah kebudayaan fisik yang meliputi alat produksi, senjata, wadah,
makanan dan minuman, pakaian, perhiasan, tempat tinggal, perumahan, dan
alat-alat transportasi.
5. Sistem Mata Pencaharian Hidup
Sistem mata pencaharian hidup
adalah segala usaha atau upaya manusia untuk medapatkan barang atau jasa yang
dibutuhkan.
Sistem mata pencaharian hidup
atau sistem ekonomi meliputi berburu, mengumpulkan makanan, bercocok tanam,
perikanan, peternakan, dan perdagangan.
6. Sistem Religi
Sistem religi bisa diartikan
sebagai sebuah sistem yang terpadu antara keyakinan dan praktek keagamaan yang
berhubungan dengan hal-hal yang suci dan tidak dapat dijangkau oleh akal dan
pikiran.
Sistem religi meliputi sistem
kepercayaan, sistem nilai, pandangan hidup, komunikasi keagamaan, dan upacara
keagamaan.
7. Kesenian
Secara sederhana kesenian dapat
diartikan sebagai segala hasrat manusia terhadap keindahan atau estetika.
Bentuk keindahan yang beraneka ragam itu muncul dari sebuah permainan
imajinatif dan kreatif.
Hal itu dapat memberikan
kepuasan batin bagi manusia. Secara garis besar, kita dapat memetakan bentuk
kesenian dalam tiga garis besar, yaitu seni rupa, seni suara dan seni tari.
Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan
dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
1.Gagasan
(Wujud ideal)
Wujud
ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,nilai-nilai,norma-norma,
peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak tidak dapat diraba atau
disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam
pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka
itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam
karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
2.Aktivitas
(tindakan)
Aktivitas
adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem
sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola
tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
3.Artefak
(karya)
Artefak
adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga
wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud
kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai
contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan
(aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Orientasi Nilai Budaya
Kluckhohn dalam
Pelly (1994) mengemukakan bahwa
nilai budaya merupakan sebuah
konsep beruanglingkup luas
yang hidup dalam
alam fikiran sebahagian besar
warga suatu masyarakat, mengenai apa yang paling berharga dalam hidup.
Rangkaian konsep itu satu sama lain saling berkaitan dan merupakan sebuah
sistem nilai – nilai budaya.
Secara fungsional
sistem nilai ini
mendorong individu untuk
berperilaku seperti apa yang
ditentukan. Mereka percaya,
bahwa hanya dengan
berperilaku seperti itu mereka akan berhasil (Kahl, dalam Pelly:1994).
Sistem nilai itu menjadi pedoman yang melekat erat secara emosional pada diri
seseorang atau sekumpulan orang, malah merupakan tujuan hidup yang
diperjuangkan. Oleh karena itu, merubah sistem nilai manusia tidaklah mudah,
dibutuhkan waktu. Sebab, nilai – nilai tersebut merupakan wujud
ideal dari lingkungan
sosialnya. Dapat pula
dikatakan bahwa sistem nilai
budaya suatu masyarakat
merupakan wujud konsepsional dari kebudayaan mereka, yang seolah – olah
berada diluar dan di atas para individu warga masyarakat itu.
Ada
lima masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat
ditemukan secara universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah
pokok tersebut adalah:
o masalah
hakekat hidup,
o hakekat
kerja atau karya manusia,
o hakekat
kedudukan manusia dalam ruang dan waktu,
o hakekat
hubungan manusia dengan alam sekitar, dan
o hakekat
dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya.
Masalah pertama,
yaitu mengenai hakekat hidup
manusia. Dalam banyak kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Budha misalnya,
menganggap hidup itu buruk dan menyedihkan. Oleh karena itu pola kehidupan
masyarakatnya berusaha untuk memadamkan hidup itu guna mendapatkan nirwana,
dan mengenyampingkan segala
tindakan yang dapat menambah rangkaian hidup kembali
(samsara) (Koentjaraningrat, 1986:10).
Masalah
kedua mengenai hakekat kerja atau karya dalam kehidupan. Ada kebudayaan yang
memandang bahwa kerja itu sebagai usaha untuk kelangsungan hidup (survive)
semata. Kelompok ini kurang tertarik kepada kerja keras. Akan tetapi ada juga
yang menganggap kerja untuk mendapatkan status, jabatan dan kehormatan. Namun,
ada yang berpendapat bahwa kerja untuk mempertinggi prestasi. Mereka ini
berorientasi kepada prestasi bukan kepada status.
Masalah
ketiga mengenai orientasi manusia terhadap waktu. Ada budaya yang memandang
penting masa lampau, tetapi ada yang melihat masa kini sebagai focus usaha
dalam perjuangannya. Sebaliknya ada yang jauh melihat kedepan. Pandangan yang
berbeda dalam dimensi waktu ini sangat mempengaruhi perencanaan hidup masyarakatnya.
Masalah
keempat berkaitan dengan kedudukan fungsional manusia terhadap alam. Ada yang
percaya bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan manusia. Sebaliknya ada
yang menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk dikuasai manusia.
Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin mencari harmoni dan keselarasan dengan
alam. Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap pola aktivitas masyarakatnya.
Masalah
kelima menyangkut hubungan antar manusia. Dalam banyak kebudayaan hubungan ini
tampak dalam bentuk orientasi berfikir, cara bermusyawarah, mengambil keputusan
dan bertindak. Kebudayaan yang menekankan hubungan horizontal (koleteral) antar
individu, cenderung untuk mementingkan hak azasi, kemerdekaan dan kemandirian
seperti terlihat dalam masyarakat – masyarakat eligaterian. Sebaliknya
kebudayaan yang menekankan hubungan vertical cenderung untuk mengembangkan
orientasi keatas (kepada senioritas, penguasa atau pemimpin). Orientasi ini
banyak terdapat dalam masyarakat paternalistic (kebapaan). Tentu saja pandangan
ini sangat mempengaruhi proses dinamika dan mobilitas social masyarakatnya.
Inti
permasalahan disini seperti yang dikemukakan oleh Manan dalam Pelly (1994)
adalah siapa yang harus mengambil keputusan. Sebaiknya dalam system hubungan
vertical keputusan dibuat oleh atasan (senior) untuk semua orang. Tetapi
dalam masyarakat yang
mementingkan kemandirian individual,
maka keputusan dibuat dan
diarahkan kepada masing – masing individu.
Pola
orientasi nilai budaya yang hitam putih tersebut di atas merupakan pola yang
ideal untuk masing – masing pihak. Dalam kenyataannya terdapat nuansa atau
variasi antara kedua
pola yang ekstrim
itu yang dapat
disebut sebagai pola transisional. Kerangka Kluckhohn
mengenai lima masalah dasar dalam hidup yang menentukan orientasi nilai budaya
manusia
Perubahan kebudayaan
Perubahan
(dinamika) kebudayaan adalah perubahan yang terjadi akibat adanya
ketidaksesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda, sehingga
terjadi keadaan yang tidak serasi bagi kehidupan. Definisi perubahan (dinamika)
kebudayan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut.
a.
John Lewis Gillin dan John Philip Gillin
Perubahan
kebudayaan adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang disebabkan oleh
perubahan-perubahan kondisi geografis kebudayaan material, komposisi penduduk,
ideologi maupun karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat
tersebut.
b. Samuel Koenig
Perubahan
kebudayaan menunjuk pada modifikasimodifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan
manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab internal
maupun eksternal.
c. Selo Soemardjan
Perubahan
kebudayaan adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan yang
memengaruhi sistem sosial, termasuk nilai-nilai, sikap, dan pola-pola perilaku
di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
d. Kingsley Davis
Perubahan
kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat.
Faktor-faktor
internal penyebab perubahan kebudayaan, antara lain sebagai berikut.
·
Adanya ketidakpuasan
terhadap sistem nilai yang berlaku.
·
Adanya individu yang
menyimpang dari sistem nilai yangberlaku.
·
Adanya penemuan baru yang
diterima oleh masyarakat.
·
Adanya perubahan dalam
jumlah dan kondisi penduduk.
·
Faktor-faktor eksternal
penyebab perubahan kebudayaan, antara lain sebagai berikut.
·
Adanya bencana alam,
seperti gempa bumi, banjir, dan lainlain.
·
Timbulnya peperangan.
·
Kontak dengan masyarakat
lain
Hubungan manusia dan Kebudayaan
Kaitan
Manusia dan Kebudayaan
Manusia
dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam
kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan
kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya
tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah
diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Kebudayaan
berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan
akal manusia. Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati
dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu bentuk
kebudayaan yang dapat kita rasakan.
Secara
sederhana hubungan antara manusia dengan kebudayaan ketika manusia sebagai
perilaku kebudayaan,dan kebudayaan tersebut merupakan objek yang dilaksanakan
sehari-hari oleh manusia.
Contoh-Contoh Hubungan Antara Manusia dengan
Kebudayaan
1)
Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh:
Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak
permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar.
2)
Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life)
Contoh:
Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di
desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di antara
teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya pada
diri sendiri dan sikap menilai ( sense of value )
3)
Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas sosial
Di
masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial
tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket, pergaulan,
bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas
mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang tersendiri
pula pada setiap individu.
4)
Kebudayaan khusus atas dasar agama
Adanya
berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang
berbeda-beda di kalangan umatnya.
5)
Kebudayaan berdasarkan profesi
Misalnya:
kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu
semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh
lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan
tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar